ads display

Dua Pekan Penuh Air Mata: Penemuan Korban Banjir Martelu yang Mengguncang Hati

Redaksi
6 Des 2024 | Desember 06, 2024 WIB Last Updated 2024-12-06T16:00:45Z
Korban ditemukan oleh tim Gabungan

INDOKOM NEWS | Hari-hari berlalu dengan harapan yang tak kunjung padam. Selama dua pekan terakhir, keluarga, tetangga, dan relawan telah bergabung dalam pencarian penuh cinta dan kesedihan di Desa Mertelu, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. 

Pada Jumat, 6 Desember 2024, akhirnya, kabar yang dinanti-nanti itu datang. Dua jenazah yang hilang dalam banjir bandang yang melanda pada 23 November 2024  ditemukan. Mereka adalah Budi Utama Simanjuntak, 30 tahun, dari Desa Sala Bulan, dan Gerge Barus, 40 tahun, warga Kelurahan Lau Cih, Medan Tuntungan.

Perangkat Desa Martelu, Santi br Tarigan, suara beratnya menyampaikan berita itu. “Benar, ada dua yang ditemukan. Tapi baru satu yang bisa dievakuasi, ini kami lagi di jalan mau ke rumah sakit di Medan,” katanya, penuh keharuan yang sulit ditahan. Di balik kata-kata itu, tersembunyi rasa kehilangan yang dalam, dan harapan yang kian tipis di antara reruntuhan.

Temuan itu menjadi titik terang dalam pencarian yang penuh tantangan. Jenazah ditemukan di aliran sungai di sekitar desa, tempat di mana air deras menghanyutkan segalanya, menghilangkan senyuman dan memisahkan orang-orang yang saling mencintai. 

Pencarian ini melibatkan ribuan langkah penuh keringat dan air mata, dipimpin oleh tim gabungan dari Polda Sumatera Utara, BPBD Deli Serdang, Polrestabes Medan, TNI, dan warga setempat. Kombes Pol Hadi Wahyudi, Kepala Bidang Humas Polda Sumut, mengatakan, “Tim SAR bersama TNI Polri terus berupaya semaksimal mungkin untuk mengevakuasi seluruh korban.”

Namun, medan yang mereka lalui tak layak disebut jalan. Di tengah hujan deras dan terik matahari, para petugas berjuang menembus jalur dengan kemiringan hingga 70 derajat, dipenuhi batu tajam yang melukai dan menghalangi langkah. Di sanalah, di bawah langit yang kelabu, mereka berjuang dengan seluruh kekuatan untuk menemukan korban, meskipun hati mereka pun tertekan oleh rasa takut dan haru. “Dengan bantuan Trusco, kita berhasil menemukan korban meskipun kondisi lapangan sangat ekstrem,” ujar Hadi, dengan nada yang penuh perjuangan.

Di tengah kesedihan ini, Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, turut berbagi duka dan mengingatkan semua untuk tetap waspada. "Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Mari tetap berhati-hati mengingat cuaca ekstrem yang belakangan terjadi,” ujarnya, suara penuh empati. Polda Sumut terus menjaga agar tim SAR tetap siaga dilokasi.

Kehilangan ini begitu terasa di hati setiap orang yang mengenal mereka. Banjir bandang yang melanda desa itu merenggut enam nyawa, meninggalkan kesedihan yang membekas. Selain Budi dan Gerge, empat korban lain yang telah ditemukan sebelumnya adalah Perdamenta (35) dari Desa Lau Chi, Kartini Br Sitepu (65) dari Desa Martelu, Elsie Nadinda Rahel Simanjuntak (3), dan Br Ginting (81) dari Desa Sala Bulan. Sembilan orang lainnya yang terluka masih mendapatkan perawatan di Puskesmas terdekat, mencoba bangkit dari kepedihan yang menghantam.

Di setiap wajah yang lelah, di setiap doa yang terucap, ada semangat untuk bertahan. Meskipun hujan belum reda, dan badai belum berlalu, kekuatan hati manusia tetap terlihat. Ini adalah kisah tentang kehilangan, tetapi juga tentang keberanian yang tak kenal lelah. Di saat-saat tergelap, ada cahaya dalam bentuk kasih sayang, pengorbanan, dan cinta yang mendalam kepada sesama.**

(Vona Tarigan)**
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dua Pekan Penuh Air Mata: Penemuan Korban Banjir Martelu yang Mengguncang Hati

Trending Now

Iklan

close