ads display

Timah Panas Polisi Kirim Pelaku Begal ke Kamar Jenazah, Pelaku Lainnya Ditembak di Kaki

Redaksi
21 Nov 2024 | November 21, 2024 WIB Last Updated 2024-11-21T11:44:21Z

Konferensi pers di depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Medan.Pelaku begal ditangkap dan ditembak mati.

INDOKOM NEWS | Kota Medan, Sumatera Utara yang biasanya sibuk dengan hiruk-pikuk aktivitas sehari-hari, tiba-tiba menjadi tegang. Aksi begal yang semakin marak menambah ketakutan di benak masyarakat, terutama para pengendara motor yang berjuang keras mencari nafkah.

Begal yang sering beraksi di malam hari dengan kekerasan, merampas motor dan barang berharga korban tanpa ampun, membuat warga tak bisa tidur nyenyak. Namun, di balik ketegangan itu, sebuah perubahan besar sedang terjadi.

Di balik teror yang mengancam, ada sosok yang siap melawan gelombang kejahatan ini dia adalah, Kapolrestabes Medan Komisaris Besar Polisi (KBP) Gidion Arif Setyawan. Baru beberapa minggu menjabat sebagai kepala Polrestabes Medan, Gidion sudah mengambil langkah tegas.

Polisi yang dipimpinnya ini tak segan-segan menggunakan kekuatan penuh untuk memberantas kejahatan. Tindakan ini, yang termasuk menembak mati beberapa pelaku begal, langsung mengguncang kota dan memberi pesan yang jelas: Kejahatan jalanan tidak akan dibiarkan berkembang.

Aksi begal di Medan memang sudah lama menjadi masalah besar. Para pelaku tidak hanya merampas barang-barang berharga, tetapi juga tidak segan-segan menggunakan senjata tajam atau bahkan senjata api untuk mengancam nyawa korban. Aksi-aksi mereka semakin brutal dan tak terkendali, menyebabkan ketakutan di kalangan pengendara motor, baik yang sedang bekerja maupun mereka yang hanya melintas di jalanan. 

Namun, seiring berjalannya waktu, polisi yang dipimpin Gidion mulai menggencarkan operasi besar-besaran untuk menanggulangi aksi begal. Tim kepolisian yang solid bergerak cepat menanggapi laporan-laporan kejadian begal yang terjadi di beberapa titik. Mereka tak hanya berfokus pada pengejaran, tetapi juga merancang strategi untuk menindak tegas para pelaku kejahatan ini.

**Para Pelaku Begal yang ‘Dikirim’ ke Kamar Jenazah**

Tak lama setelah operasi dimulai, polisi berhasil menangkap dan menembak mati sejumlah pelaku begal yang terkenal kejam dan sering beraksi dengan kekerasan. Di bawah tekanan yang semakin meningkat, para begal yang selama ini merasa bebas melakukan aksi mereka mulai merasakan akibat dari tindakan mereka. Mereka yang mencoba melawan polisi dalam upaya penangkapan harus membayar dengan nyawa mereka sendiri.

Mereka adalah, Muhammad Dimas (23) warga Jalan Pintu Air IV, Gang Keluarga, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.Dimas adalah ketua dari sebuah komplotan begal yang sangat terkenal karena kekejamannya. Aksi-aksi Dimas selalu diwarnai dengan kekerasan, bahkan ia tidak ragu untuk melukai korban jika mereka berusaha melawan.

Pada aksi terakhirnya, ia merampas sepeda motor seorang pengendara dengan sangat brutal. Polisi yang segera mengetahui keberadaannya tidak memberikan kesempatan untuk melarikan diri. Setelah perlawanan sengit di lapangan, Dimas akhirnya tumbang setelah ditembak mati oleh petugas kepolisian. Tubuhnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, menandai berakhirnya perjalanan hidup seorang begal yang mengancam keselamatan banyak orang.

M. Arfariando Koto (23) warga Pajak Baru, Lingkungan IX, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Arfariando adalah anggota komplotan begal yang sangat brutal. Ia dikenal tidak hanya merampas motor, tetapi juga menggunakan senjata tajam untuk mengancam nyawa korbannya. 

Dalam salah satu aksinya, Arfariando membacok seorang pengendara hingga meninggal dunia. Polisi yang mendapatkan informasi tentang keberadaan Arfariando segera meluncurkan pengejaran. Ketika mencoba melarikan diri, ia terlibat dalam baku tembak dengan polisi dan akhirnya tewas di tempat.

Budiman alias Budi Kompil (38) warga  Jalan Benteng Hulu, Gang Haji Anom, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Budi adalah seorang buronan yang sudah lama masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polrestabes Medan. 

Ia terlibat dalam berbagai aksi begal di wilayah Deli Serdang dan Medan. Setelah berusaha melarikan diri, Budi akhirnya terjaring dalam operasi besar-besaran yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Dalam perlawanan yang terjadi, ia terluka parah dan meninggal dunia akibat luka tembak yang dideritanya.

Namun, tidak semua pelaku begal harus menghadap maut. Beberapa pelaku yang berhasil ditangkap hidup-hidup ditembak pada bagian kaki sebagai bentuk penangkapan yang tegas namun masih memberi mereka kesempatan untuk menghadapi hukum.

Polisi memilih untuk menembak di bagian kaki untuk melumpuhkan pelaku yang mencoba melarikan diri atau melawan. Tindakan ini diambil setelah mempertimbangkan risiko terhadap keselamatan petugas dan masyarakat. Para pelaku yang ditembak di bagian kaki ini, meskipun tidak kehilangan nyawa, tetap harus menanggung akibat dari tindakan kriminal yang mereka lakukan.

Kapolrestabes Medan  yang dipimpin oleh KBP Gidion Arif Setyawan sangat jelas dalam menyampaikan pesan kepada para pelaku kejahatan: “Tinggal pilihannya, pelaku menyerahkan diri atau kami yang menangkap.” Polisi tidak memberikan ampun kepada para pelaku begal yang berusaha melawan, namun mereka juga tidak ragu untuk memberikan tindakan yang sesuai jika pelaku menyerah tanpa perlawanan.

Bagi polisi, menembak di bagian kaki adalah tindakan yang tepat dalam menghadapi pelaku yang sudah tidak punya niat baik dan cenderung berbahaya. Hal ini menunjukkan bahwa polisi akan selalu bertindak tegas, namun tetap berusaha mengutamakan keselamatan dan menghindari korban jiwa dalam proses penangkapan.

**Pesan dari Polisi: Tak Ada Tempat bagi Kejahatan**

KBP Gidion Arif Setyawan dan pasukannya bukan hanya sekadar menegakkan hukum, mereka sedang menulis naskah baru dalam "perang melawan kejahatan". Dalam setiap langkah, tindakan mereka menggambarkan film aksi yang nyata. Ketegasan yang diberikan adalah pesan keras bagi para pelaku begal yang berani berulah di Kota Medan: "Tinggal pilih, menyerah atau dilumpuhkan." Tak ada lagi ruang bagi para pelaku yang berpikir bisa bebas setelah melakukan kejahatan.

Seperti dalam film, kadang para pelaku merasa mereka dapat lolos dari pengejaran, namun kali ini mereka menghadapi polisi yang siap melakukan apa saja demi menciptakan rasa aman bagi masyarakat. Para begal yang dulu merasa kebal hukum kini merasakan akibat dari perbuatan mereka.

Dengan penumpasan begal yang dilakukan oleh Polrestabes Medan, kota ini kini mulai merasakan dampaknya. Para pelaku begal yang tersisa tahu bahwa mereka bukan lagi di tempat yang aman. Seperti adegan terakhir dalam film aksi, ketegangan pun mereda. Warga yang selama ini cemas kini dapat merasakan kembali keamanan dan kenyamanan di jalan-jalan Medan.

Meski keras, tindakan yang diambil oleh polisi menjadi sinyal bahwa kejahatan jalanan tidak akan dibiarkan berkembang. Polisi telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan ragu untuk mengambil langkah tegas demi memastikan bahwa **keadilan dan keamanan** tetap terjaga. Inilah cerita yang lebih nyata daripada film aksi mana pun, karena di Medan, ini adalah kenyataan yang harus dihadapi setiap begal yang ingin menebar teror di jalanan.

Penumpasan begal di Medan mungkin bisa kita bayangkan seperti adegan film aksi penuh tembakan dan kejar-kejaran, tetapi dalam kenyataannya, ini adalah kisah nyata yang memberi pesan tegas kepada para pelaku kejahatan. Dengan strategi cermat dan tindakan tegas, Polrestabes Medan telah mengubah wajah kota ini. Para begal yang dulu menguasai jalanan kini telah dilumpuhkan baik dengan timah panas yang membawa mereka ke kamar jenazah, atau dengan peluru di kaki yang mengakhiri aksi mereka.

**Dampak Positif bagi Masyarakat**

Dengan semakin banyaknya begal yang berhasil dilumpuhkan atau ditangkap, rasa aman di kalangan masyarakat pun mulai pulih. Warga Medan, yang sebelumnya merasa terancam setiap kali melintas di jalanan, kini mulai bisa bernapas lega. Begal yang sebelumnya begitu bebas beraksi kini tahu bahwa mereka tidak akan bisa lolos begitu saja.

Masyarakat mulai merasa tenang berkat langkah tegas dari polisi yang tidak hanya berfokus pada penangkapan, tetapi juga memberi pelajaran keras bagi pelaku kejahatan. Keamanan kota Medan semakin terjaga, dan warga kembali menjalani kehidupan mereka dengan rasa aman.

Polrestabes Medan telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan memberikan toleransi terhadap pelaku begal dan kejahatan jalanan lainnya. Dengan tindakan tegas seperti menembak mati pelaku yang melawan, serta menembak di bagian kaki bagi mereka yang masih dapat ditangkap hidup-hidup, polisi berhasil menekan angka kejahatan jalanan di kota ini. Meskipun langkah-langkah ini keras, namun tujuan utamanya adalah untuk melindungi masyarakat dan memberikan rasa aman bagi warga yang selama ini terancam. Keberhasilan ini juga mengingatkan bahwa kejahatan tak bisa dibiarkan berkembang, dan hukum harus ditegakkan dengan tegas.**

(Tim Redaksi/Vona Tarigan)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Timah Panas Polisi Kirim Pelaku Begal ke Kamar Jenazah, Pelaku Lainnya Ditembak di Kaki

Trending Now

Iklan

close